Surat Al Mutaffifin المطففين Orang-orang yang curang
Surat Al Mutaffifin ‘Orang-Orang yang curang’; ‘Penipu’; ‘Orang-orang yang memperpendek takaran’ adalah surah ke-83 dalam Al-Qur’an, berisi 36 ayat. Judulnya mengacu pada ayat pertama, ada perbedaan pendapat mengenai penanggalan. Nöldeke/Schwally dan Blachère menempatkannya di bawah surah periode Mekah pertama (610-615). Untuk bagian mereka, komentator Muslim terbagi: beberapa mengatakan itu adalah surah terakhir di Mekah, sebelum emigrasi ke Medina pada tahun 622, atau bahwa itu adalah Mekah kecuali untuk enam ayat pertama. Ibn Abbas menganggap mereka Madinah kecuali untuk ayat 29-36. Solusi kompromi mengasumsikan bahwa surah diturunkan antara Mekah dan Madinah.
Surat itu mengancam para penipu, atau mereka yang menggunakan standar ganda dan yang hartanya menyebabkan hati mereka “berkarat” (ayat 14), dengan pembalasan Allah dalam penghakiman. Dalam menggambarkan kelezatan surga orang-orang saleh, disebutkan “Tasnm”, yaitu nama mata air di surga yang airnya jatuh dari atas.
Allah menegaskan bahwa orang-orang yang melakukan penipuan dan mengeksploitasi dalam urusan dunia akan mendapat siksa yang pedih di akhirat. Surat ini menegaskan bahwa hari kiamat akan menjadi hari pembalasan, di mana tiada tempat untuk berlindung dari kebenaran dan keadilan-Nya.
Surat ke-83 al-Muthaffifin, artinya Orang-orang yang curang, lengkap ayat 1-36. Surat ini berfokus menjelaskan keadaan manusia terkait timbangan amal dan tingkat kedudukan mereka di Akhirat, juga ancaman bagi orang-orang yang curang dan pendusta serta sebagai bentuk hiburan bagi orang-orang Mukmin yang lemah. Berikut text Arab, latin dan artinya:
Isi Surat Al Mutaffifin dalam text bahasa Arab, latin dan terjemahan bahasa Indonesia
وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِينَ
Arab-Latin: wailul lil-muṭaffifīn
Artinya: 1. Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang
ٱلَّذِينَ إِذَا ٱكْتَالُوا۟ عَلَى ٱلنَّاسِ يَسْتَوْفُونَ
allażīna iżaktālụ ‘alan-nāsi yastaufụn
2. (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi,
وَإِذَا كَالُوهُمْ أَو وَّزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ
wa iżā kālụhum aw wazanụhum yukhsirụn
3. dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.
أَلَا يَظُنُّ أُو۟لَٰٓئِكَ أَنَّهُم مَّبْعُوثُونَ
alā yaẓunnu ulā`ika annahum mab’ụṡụn
4. Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan,
لِيَوْمٍ عَظِيمٍ
liyaumin ‘aẓīm
5. pada suatu hari yang besar,
يَوْمَ يَقُومُ ٱلنَّاسُ لِرَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
yauma yaqụmun-nāsu lirabbil-‘ālamīn
6. (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam?
كَلَّآ إِنَّ كِتَٰبَ ٱلْفُجَّارِ لَفِى سِجِّينٍ
kallā inna kitābal-fujjāri lafī sijjīn
7. Sekali-kali jangan curang, karena sesungguhnya kitab orang yang durhaka tersimpan dalam sijjin.
وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا سِجِّينٌ
wa mā adrāka mā sijjīn
8. Tahukah kamu apakah sijjin itu?
كِتَٰبٌ مَّرْقُومٌ
kitābum marqụm
9. (Ialah) kitab yang bertulis.
وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِينَ
wailuy yauma`iżil lil-mukażżibīn
10. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan,
ٱلَّذِينَ يُكَذِّبُونَ بِيَوْمِ ٱلدِّينِ
Arab-Latin: allażīna yukażżibụna biyaumid-dīn
Artinya: 11. (yaitu) orang-orang yang mendustakan hari pembalasan.
وَمَا يُكَذِّبُ بِهِۦٓ إِلَّا كُلُّ مُعْتَدٍ أَثِيمٍ
wa mā yukażżibu bihī illā kullu mu’tadin aṡīm
12. Dan tidak ada yang mendustakan hari pembalasan itu melainkan setiap orang yang melampaui batas lagi berdosa,
إِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِ ءَايَٰتُنَا قَالَ أَسَٰطِيرُ ٱلْأَوَّلِينَ
iżā tutlā ‘alaihi āyātunā qāla asāṭīrul-awwalīn
13. yang apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata: “Itu adalah dongengan orang-orang yang dahulu”
كَلَّا ۖ بَلْ ۜ رَانَ عَلَىٰ قُلُوبِهِم مَّا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ
kallā bal rāna ‘alā qulụbihim mā kānụ yaksibụn
14. Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.
كَلَّآ إِنَّهُمْ عَن رَّبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ لَّمَحْجُوبُونَ
kallā innahum ‘ar rabbihim yauma`iżil lamaḥjụbụn
15. Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar tertutup dari (rahmat) Tuhan mereka.
ثُمَّ إِنَّهُمْ لَصَالُوا۟ ٱلْجَحِيمِ
ṡumma innahum laṣālul-jaḥīm
16. Kemudian, sesungguhnya mereka benar-benar masuk neraka.
ثُمَّ يُقَالُ هَٰذَا ٱلَّذِى كُنتُم بِهِۦ تُكَذِّبُونَ
ṡumma yuqālu hāżallażī kuntum bihī tukażżibụn
17. Kemudian, dikatakan (kepada mereka): “Inilah azab yang dahulu selalu kamu dustakan”.
كَلَّآ إِنَّ كِتَٰبَ ٱلْأَبْرَارِ لَفِى عِلِّيِّينَ
kallā inna kitābal-abrāri lafī ‘illiyyīn
18. Sekali-kali tidak, sesungguhnya kitab orang-orang yang berbakti itu (tersimpan) dalam ‘Illiyyin.
وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا عِلِّيُّونَ
wa mā adrāka mā ‘illiyyụn
19. Tahukah kamu apakah ‘Illiyyin itu?
كِتَٰبٌ مَّرْقُومٌ
kitābum marqụm
20. (Yaitu) kitab yang bertulis,
يَشْهَدُهُ ٱلْمُقَرَّبُونَ
Arab-Latin: yasy-haduhul-muqarrabụn
Artinya: 21. yang disaksikan oleh malaikat-malaikat yang didekatkan (kepada Allah).
إِنَّ ٱلْأَبْرَارَ لَفِى نَعِيمٍ
innal-abrāra lafī na’īm
22. Sesungguhnya orang yang berbakti itu benar-benar berada dalam kenikmatan yang besar (surga),
عَلَى ٱلْأَرَآئِكِ يَنظُرُونَ
‘alal-arā`iki yanẓurụn
23. mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang.
تَعْرِفُ فِى وُجُوهِهِمْ نَضْرَةَ ٱلنَّعِيمِ
ta’rifu fī wujụhihim naḍratan na’īm
24. Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan mereka yang penuh kenikmatan.
يُسْقَوْنَ مِن رَّحِيقٍ مَّخْتُومٍ
yusqauna mir raḥīqim makhtụm
25. Mereka diberi minum dari khamar murni yang dilak (tempatnya),
خِتَٰمُهُۥ مِسْكٌ ۚ وَفِى ذَٰلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ ٱلْمُتَنَٰفِسُونَ
khitāmuhụ misk, wa fī żālika falyatanāfasil-mutanāfisụn
26. laknya adalah kesturi; dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.
وَمِزَاجُهُۥ مِن تَسْنِيمٍ
wa mizājuhụ min tasnīm
27. Dan campuran khamar murni itu adalah dari tasnim,
عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا ٱلْمُقَرَّبُونَ
‘ainay yasyrabu bihal-muqarrabụn
28. (yaitu) mata air yang minum daripadanya orang-orang yang didekatkan kepada Allah.
إِنَّ ٱلَّذِينَ أَجْرَمُوا۟ كَانُوا۟ مِنَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ يَضْحَكُونَ
innallażīna ajramụ kānụ minallażīna āmanụ yaḍ-ḥakụn
29. Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang menertawakan orang-orang yang beriman.
وَإِذَا مَرُّوا۟ بِهِمْ يَتَغَامَزُونَ
wa iżā marrụ bihim yatagāmazụn
30. Dan apabila orang-orang yang beriman lalu di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya.
وَإِذَا ٱنقَلَبُوٓا۟ إِلَىٰٓ أَهْلِهِمُ ٱنقَلَبُوا۟ فَكِهِينَ
Arab-Latin: wa iżangqalabū ilā ahlihimungqalabụ fakihīn
Artinya: 31. Dan apabila orang-orang yang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira.
وَإِذَا رَأَوْهُمْ قَالُوٓا۟ إِنَّ هَٰٓؤُلَآءِ لَضَآلُّونَ
wa iżā ra`auhum qālū inna hā`ulā`i laḍāllụn
32. Dan apabila mereka melihat orang-orang mukmin, mereka mengatakan: “Sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat”,
وَمَآ أُرْسِلُوا۟ عَلَيْهِمْ حَٰفِظِينَ
wa mā ursilụ ‘alaihim ḥāfiẓīn
33. padahal orang-orang yang berdosa itu tidak dikirim untuk penjaga bagi orang-orang mukmin.
فَٱلْيَوْمَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنَ ٱلْكُفَّارِ يَضْحَكُونَ
fal-yaumallażīna āmanụ minal-kuffāri yaḍ-ḥakụn
34. Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir,
عَلَى ٱلْأَرَآئِكِ يَنظُرُونَ
‘alal-arā`iki yanẓurụn
35. mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang.
هَلْ ثُوِّبَ ٱلْكُفَّارُ مَا كَانُوا۟ يَفْعَلُونَ
hal ṡuwwibal-kuffāru mā kānụ yaf’alụn
36. Sesungguhnya orang-orang kafir telah diberi ganjaran terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.
Surat AlQuran | Daftar Lengkap dalam Bahasa Arab, Latin dan Terjemahan Indonesia