Surat Al Muddassir المدثر Orang Yang Berkemul
Surat Al Muddassir ‘Dia yang menutupi dirinya’ adalah surah ke-74 dari Al-Qur’an, berisi 56 ayat. Judulnya mengacu pada ayat pertama.
Kata pengantar yang tercakup terkait dengan pengalaman panggilan pertama Muhamad setelah Malaikat Jibril menampakkan diri kepadanya di Gunung Hira’. Banyak komentator Quran, termasuk Ibn Katr, Sahih al-Bukhari dan Muslim ibn al-Hajjaj dalam Sahih Muslim-nya, melihat tujuh ayat pertama sebagai salah satu wahyu pertama Quran. Dalam “History of the Qoran”, Theodor Nöldeke juga memberikan urutan kronologis segera setelah Sura 96, yang dianggap sebagai Sura pertama yang diwahyukan.
Dalam sekuelnya, dibahas konfrontasi dengan musuh dari Mekah (ayat 11 hingga 37), serta peringatan api neraka sebagai pembalasan Tuhan (ayat 38 hingga 56). Sebaliknya, ayat panjang yang disisipkan 31, dianggap sebagai Madinah. Dia menyebutkan empat kelompok yang secara konsisten ditujukan di Madinah: orang-orang beriman, orang-orang munafik, Ahli Kitab, dan orang-orang kafir.
Surat ke-74 al-Muddatstsir, artinya Orang yang berkemul, lengkap ayat 1-56. Di antara kandungannya adalah perintah untuk bangkit berdakwah dan ancaman bagi orang-orang yang mendustakannya.
Inti Surat Al Muddassir
Surat Al Muddassir adalah surat ke-74 dalam Al-Quran. Surat ini terdiri dari 56 ayat dan diturunkan di Makkah. Al-Muddassir artinya “orang yang berkemul” atau “orang yang berselimut”, mengacu pada perintah Allah kepada Nabi Muhammad SAW untuk membungkus diri dan menyampaikan pesan Allah kepada manusia.
Surat ini dimulai dengan seruan untuk memperhatikan dan memahami pesan yang disampaikan oleh Nabi Muhammad. Allah memperingatkan tentang hari kiamat dan hukuman yang akan diberikan kepada orang-orang yang ingkar terhadap ajaran dan perintah-Nya.
Surat ini menekankan pentingnya iman yang kokoh, perintah untuk meninggalkan kesenangan dunia yang sementara demi kebaikan di akhirat, serta menyeru kepada perbuatan yang baik dan kebenaran. Allah memperingatkan tentang siksa yang akan diberikan kepada orang-orang yang menolak ajaran-Nya dan menunjukkan sikap sombong.
Selain itu, surat ini menyatakan tentang keperluan Nabi Muhammad untuk menyampaikan pesan Allah kepada umat manusia dan menegaskan bahwa ajaran Islam adalah petunjuk yang jelas. Allah menegaskan bahwa Nabi Muhammad adalah seorang rasul yang diutus untuk memberikan peringatan kepada seluruh umat manusia.
Surat Al-Muddassir mengajarkan pentingnya kesadaran akan hari kiamat, iman yang teguh, dan ketaatan kepada ajaran Allah. Ini juga menunjukkan betapa pentingnya menjauhi kesombongan, kezaliman, serta pentingnya menyampaikan pesan Allah dengan jelas kepada umat manusia.
Isi Surat Al Muddassir dalam text bahasa Arab, latin dan terjemahan bahasa Indonesia
يَٰٓأَيُّهَا ٱلْمُدَّثِّرُ
Arab-Latin: yā ayyuhal-muddaṡṡir
Artinya: 1. Hai orang yang berkemul (berselimut),
قُمْ فَأَنذِرْ
qum fa anżir
2. bangunlah, lalu berilah peringatan!
وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ
wa rabbaka fa kabbir
3. dan Tuhanmu agungkanlah!
وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ
wa ṡiyābaka fa ṭahhir
4. dan pakaianmu bersihkanlah,
وَٱلرُّجْزَ فَٱهْجُرْ
war-rujza fahjur
5. dan perbuatan dosa tinggalkanlah,
وَلَا تَمْنُن تَسْتَكْثِرُ
wa lā tamnun tastakṡir
6. dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak.
وَلِرَبِّكَ فَٱصْبِرْ
wa lirabbika faṣbir
7. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.
فَإِذَا نُقِرَ فِى ٱلنَّاقُورِ
fa iżā nuqira fin-nāqụr
8. Apabila ditiup sangkakala,
فَذَٰلِكَ يَوْمَئِذٍ يَوْمٌ عَسِيرٌ
fa żālika yauma`iżiy yaumun ‘asīr
9. maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit,
عَلَى ٱلْكَٰفِرِينَ غَيْرُ يَسِيرٍ
‘alal-kāfirīna gairu yasīr
10. bagi orang-orang kafir lagi tidak mudah.
ذَرْنِى وَمَنْ خَلَقْتُ وَحِيدًا
Arab-Latin: żarnī wa man khalaqtu waḥīdā
Artinya: 11. Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang Aku telah menciptakannya sendirian.
وَجَعَلْتُ لَهُۥ مَالًا مَّمْدُودًا
wa ja’altu lahụ mālam mamdụdā
12. Dan Aku jadikan baginya harta benda yang banyak,
وَبَنِينَ شُهُودًا
wa banīna syuhụdā
13. dan anak-anak yang selalu bersama dia,
وَمَهَّدتُّ لَهُۥ تَمْهِيدًا
wa mahhattu lahụ tamhīdā
14. dan Ku-lapangkan baginya (rezeki dan kekuasaan) dengan selapang-lapangnya,
ثُمَّ يَطْمَعُ أَنْ أَزِيدَ
ṡumma yaṭma’u an azīd
15. kemudian dia ingin sekali supaya Aku menambahnya.
كَلَّآ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ لِءَايَٰتِنَا عَنِيدًا
kallā, innahụ kāna li`āyātinā ‘anīdā
16. Sekali-kali tidak (akan Aku tambah), karena sesungguhnya dia menentang ayat-ayat Kami (Al Quran).
سَأُرْهِقُهُۥ صَعُودًا
sa`ur-hiquhụ ṣa’ụdā
17. Aku akan membebaninya mendaki pendakian yang memayahkan.
إِنَّهُۥ فَكَّرَ وَقَدَّرَ
innahụ fakkara wa qaddar
18. Sesungguhnya dia telah memikirkan dan menetapkan (apa yang ditetapkannya),
فَقُتِلَ كَيْفَ قَدَّرَ
fa qutila kaifa qaddar
19. maka celakalah dia! Bagaimana dia menetapkan?,
ثُمَّ قُتِلَ كَيْفَ قَدَّرَ
ṡumma qutila kaifa qaddar
20. kemudian celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan?,
ثُمَّ نَظَرَ
Arab-Latin: ṡumma naẓar
Artinya: 21. kemudian dia memikirkan,
ثُمَّ عَبَسَ وَبَسَرَ
ṡumma ‘abasa wa basar
22. sesudah itu dia bermasam muka dan merengut,
ثُمَّ أَدْبَرَ وَٱسْتَكْبَرَ
ṡumma adbara wastakbar
23. kemudian dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri,
فَقَالَ إِنْ هَٰذَآ إِلَّا سِحْرٌ يُؤْثَرُ
fa qāla in hāżā illā siḥruy yu`ṡar
24. lalu dia berkata: “(Al Quran) ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu),
إِنْ هَٰذَآ إِلَّا قَوْلُ ٱلْبَشَرِ
in hāżā illā qaulul-basyar
25. ini tidak lain hanyalah perkataan manusia”.
سَأُصْلِيهِ سَقَرَ
sa`uṣlīhi saqar
26. Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar.
وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا سَقَرُ
wa mā adrāka mā saqar
27. Tahukah kamu apakah (neraka) Saqar itu?
لَا تُبْقِى وَلَا تَذَرُ
lā tubqī wa lā tażar
28. Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan.
لَوَّاحَةٌ لِّلْبَشَرِ
lawwāḥatul lil-basyar
29. (Neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia.
عَلَيْهَا تِسْعَةَ عَشَرَ
‘alaihā tis’ata ‘asyar
30. Dan di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga).
وَمَا جَعَلْنَآ أَصْحَٰبَ ٱلنَّارِ إِلَّا مَلَٰٓئِكَةً ۙ وَمَا جَعَلْنَا عِدَّتَهُمْ إِلَّا فِتْنَةً لِّلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لِيَسْتَيْقِنَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ وَيَزْدَادَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِيمَٰنًا ۙ وَلَا يَرْتَابَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْمُؤْمِنُونَ ۙ وَلِيَقُولَ ٱلَّذِينَ فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ وَٱلْكَٰفِرُونَ مَاذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِهَٰذَا مَثَلًا ۚ كَذَٰلِكَ يُضِلُّ ٱللَّهُ مَن يَشَآءُ وَيَهْدِى مَن يَشَآءُ ۚ وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ ۚ وَمَا هِىَ إِلَّا ذِكْرَىٰ لِلْبَشَرِ
Arab-Latin: wa mā ja’alnā aṣ-ḥāban-nāri illā malā`ikataw wa mā ja’alnā ‘iddatahum illā fitnatal lillażīna kafarụ liyastaiqinallażīna ụtul-kitāba wa yazdādallażīna āmanū īmānaw wa lā yartāballażīna ụtul-kitāba wal-mu`minụna wa liyaqụlallażīna fī qulụbihim maraḍuw wal-kāfirụna māżā arādallāhu bihāżā maṡalā, każālika yuḍillullāhu may yasyā`u wa yahdī may yasyā`, wa mā ya’lamu junụda rabbika illā huw, wa mā hiya illā żikrā lil-basyar
Artinya: 31. Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat: dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al Kitab dan orng-orang mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan): “Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?” Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia.
كَلَّا وَٱلْقَمَرِ
kallā wal-qamar
32. Sekali-kali tidak, demi bulan,
وَٱلَّيْلِ إِذْ أَدْبَرَ
wal-laili iż adbar
33. dan malam ketika telah berlalu,
وَٱلصُّبْحِ إِذَآ أَسْفَرَ
waṣ-ṣub-ḥi iżā asfar
34. dan subuh apabila mulai terang.
إِنَّهَا لَإِحْدَى ٱلْكُبَرِ
innahā la`iḥdal-kubar
35. Sesungguhnya Saqar itu adalah salah satu bencana yang amat besar,
نَذِيرًا لِّلْبَشَرِ
nażīral lil-basyar
36. sebagai ancaman bagi manusia.
لِمَن شَآءَ مِنكُمْ أَن يَتَقَدَّمَ أَوْ يَتَأَخَّرَ
liman syā`a mingkum ay yataqaddama au yata`akhkhar
37. (Yaitu) bagi siapa di antaramu yang berkehendak akan maju atau mundur.
كُلُّ نَفْسٍۭ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ
kullu nafsim bimā kasabat rahīnah
38. Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya,
إِلَّآ أَصْحَٰبَ ٱلْيَمِينِ
illā aṣ-ḥābal-yamīn
39. kecuali golongan kanan,
فِى جَنَّٰتٍ يَتَسَآءَلُونَ
fī jannātiy yatasā`alụn
40. berada di dalam surga, mereka tanya menanya,
عَنِ ٱلْمُجْرِمِينَ
Arab-Latin: ‘anil-mujrimīn
Artinya: 41. tentang (keadaan) orang-orang yang berdosa,
مَا سَلَكَكُمْ فِى سَقَرَ
mā salakakum fī saqar
42. “Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?”
قَالُوا۟ لَمْ نَكُ مِنَ ٱلْمُصَلِّينَ
qālụ lam naku minal-muṣallīn
43. Mereka menjawab: “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat,
وَلَمْ نَكُ نُطْعِمُ ٱلْمِسْكِينَ
wa lam naku nuṭ’imul-miskīn
44. dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin,
وَكُنَّا نَخُوضُ مَعَ ٱلْخَآئِضِينَ
wa kunnā nakhụḍu ma’al-khā`iḍīn
45. dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya,
وَكُنَّا نُكَذِّبُ بِيَوْمِ ٱلدِّينِ
wa kunnā nukażżibu biyaumid-dīn
46. dan adalah kami mendustakan hari pembalasan,
حَتَّىٰٓ أَتَىٰنَا ٱلْيَقِينُ
ḥattā atānal-yaqīn
47. hingga datang kepada kami kematian”.
فَمَا تَنفَعُهُمْ شَفَٰعَةُ ٱلشَّٰفِعِينَ
fa mā tanfa’uhum syafā’atusy-syāfi’īn
48. Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafa’at dari orang-orang yang memberikan syafa’at.
فَمَا لَهُمْ عَنِ ٱلتَّذْكِرَةِ مُعْرِضِينَ
fa mā lahum ‘anit-tażkirati mu’riḍīn
49. Maka mengapa mereka (orang-orang kafir) berpaling dari peringatan (Allah)?,
كَأَنَّهُمْ حُمُرٌ مُّسْتَنفِرَةٌ
ka`annahum ḥumurum mustanfirah
50. seakan-akan mereka itu keledai liar yang lari terkejut,
فَرَّتْ مِن قَسْوَرَةٍۭ
Arab-Latin: farrat ming qaswarah
Artinya: 51. lari daripada singa.
بَلْ يُرِيدُ كُلُّ ٱمْرِئٍ مِّنْهُمْ أَن يُؤْتَىٰ صُحُفًا مُّنَشَّرَةً
bal yurīdu kullumri`im min-hum ay yu`tā ṣuḥufam munasysyarah
52. Bahkan tiap-tiap orang dari mereka berkehendak supaya diberikan kepadanya lembaran-lembaran yang terbuka.
كَلَّا ۖ بَل لَّا يَخَافُونَ ٱلْءَاخِرَةَ
kallā, bal lā yakhāfụnal-ākhirah
53. Sekali-kali tidak. Sebenarnya mereka tidak takut kepada negeri akhirat.
كَلَّآ إِنَّهُۥ تَذْكِرَةٌ
kallā innahụ tażkirah
54. Sekali-kali tidak demikian halnya. Sesungguhnya Al Quran itu adalah peringatan.
فَمَن شَآءَ ذَكَرَهُۥ
fa man syā`a żakarah
55. Maka barangsiapa menghendaki, niscaya dia mengambil pelajaran daripadanya (Al Quran).
وَمَا يَذْكُرُونَ إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُ ۚ هُوَ أَهْلُ ٱلتَّقْوَىٰ وَأَهْلُ ٱلْمَغْفِرَةِ
wa mā yażkurụna illā ay yasyā`allāh, huwa ahlut-taqwā wa ahlul-magfirah
56. Dan mereka tidak akan mengambil pelajaran daripadanya kecuali (jika) Allah menghendakinya. Dia (Allah) adalah Tuhan Yang patut (kita) bertakwa kepada-Nya dan berhak memberi ampun.