Sejarah dan Ilmu Islam – Melacak Warisan Ilmiah dan Kultural
Sejarah dan ilmu Islam adalah sejarah agama Islam mulai turunnya wahyu pertama pada tahun 622 yang diturunkan kepada Rasul yang terakhir yaitu Muhammad bin Abdullah di Gua Hira, Arab Saudi sampai dengan sekarang.
Ilmu Islam tidak hanya sekadar kumpulan ajaran agama, tetapi juga merupakan penjaga dan penjelmaan dari berbagai perkembangan ilmiah dan kultural. Sejarah ilmu Islam yang kaya telah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi peradaban dunia.
Asal-usul Ilmu Islam
Ilmu Islam tidak hanya terbatas pada ajaran agama yang terkandung dalam Al-Quran dan Hadis. Sejarah ilmu Islam merujuk pada masa keemasan peradaban Islam yang meliputi periode Abbasiyah, Umayyah, dan peradaban Muslim lainnya. Pada periode ini, ilmuwan Muslim membuat kemajuan besar dalam bidang ilmu pengetahuan seperti matematika, astronomi, kedokteran, filsafat, dan lainnya.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dalam Islam
Ilmuwan Muslim seperti Ibn Sina, Al-Khwarizmi, Al-Kindi, dan banyak lagi telah memberikan sumbangan besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan dunia. Mereka mengembangkan teori-teori matematika, astronomi, dan filsafat yang menjadi dasar bagi banyak penemuan modern.
Warisan Kultural dan Pendidikan
Ilmu Islam tidak hanya mencakup aspek keilmuan, tetapi juga mempengaruhi seni, arsitektur, dan budaya. Warisan ini tercermin dalam arsitektur megah masjid, seni kaligrafi, dan keindahan karya sastra yang melambangkan keindahan Islam.
Pengaruh dalam Masyarakat Modern
Walau banyak kemajuan ilmiah telah dicapai di masa lalu, warisan ilmu Islam tetap relevan dalam masyarakat modern. Kebijaksanaan, moralitas, dan kontribusi dalam ilmu pengetahuan telah menginspirasi berbagai aspek kehidupan manusia.
Ilmu Islam tidak hanya merupakan sejarah panjang penemuan dan pemikiran, tetapi juga mendasari prinsip-prinsip moral dan etika yang membentuk inti dari kebudayaan dan kebijaksanaan dalam peradaban manusia.
Tahun-tahun penting dalam Sejarah dan Ilmu Islam
Tahun-tahun penting dalam Sejarah dan Ilmu Islam:
|
Islam Di Indonesia
Islam telah dikenal di Indonesia pada abad pertama Hijriyah atau 7 Masehi, meskipun dalam frekuensi yang tidak terlalu besar hanya melalui perdagangan dengan para pedagang muslim yang berlayar ke Indonesia untuk singgah untuk beberapa waktu. Pengenalan Islam lebih intensif, khususnya di Semenanjung Melayu dan Nusantara, yang berlangsung beberapa abad kemudian.
Agama islam pertama masuk ke Indonesia melalui proses perdagangan, pendidikan dan lain-lain.
Tokoh penyebar agama islam adalah walisongo antara lain,
- Sunan Ampel
- Sunan Bonang
- Sunan Muria
- Sunan Gunung Jati
- Sunan Kalijaga
- Sunan Giri .
- Sunan Kudus
- Sunan Drajat
- Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
Risalah Islam dilanjutkan oleh Nabi Muhammad saw. di Jazirah Arab pada abad ke-7 ketika Nabi Muhammad s.a.w. mendapat wahyu dari Allah swt. Setelah wafatnya nabi Muhammad s.a.w. negara Islam berkembang hingga Samudra Atlantik di barat dan Asia Tengah di Timur. Hingga umat Islam berpecah dan terdapat banyak negara- negara Islam lain yang muncul.
Namun, kemunculan Negara-Negara Islam, seperti Kekhalifahan Bani Umayyah, Abbasiyyah, Turki Seljuk, dan Kekhalifahan Ottoman, Kemaharajaan Mughal, India,dan Kesultanan Melaka telah menjadi negara yang besar di dunia. Banyak ahli-ahli sains, ahli-ahli filsafat dan sebagainya muncul dari negeri-negeri Islam terutama pada Zaman Emas Islam. Karena banyak kerajaan Islam yang menjadikan dirinya sekolah.
Pada abad ke-18 dan ke-19, banyak kawasan-kawasan Islam jatuh ke tangan Eropa. Setelah Perang Dunia I, Kekhalifahan Turki Utsmani yang merupakan negara Islam terakhir tumbang.
Kalender Hijriyah
Kalender ini dinamakan Kalender Hijriyah, karena pada tahun pertama kalender ini adalah tahun di mana terjadi peristiwa Hijrahnya Nabi Muhammad dari Makkah, yaitu pada tahun 622 M.
Masa-Masa Kejayaan Islam
Harun Nasution dalam buku Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya membagi sejarah Islam ke dalam tiga periode besar berikut:1. Periode Klasik (650‒1250)
Periode Klasik merupakan periode kejayaan Islam yang dibagi ke dalamdua fase, yaitu:
Fase ekspansi, integrasi, (650‒1000),
Fase disintegrasi (1000‒1250).2. Periode Pertengahan (1250‒1800)
Periode Pertengahan merupakan periode kemunduran Islam yang dibagi ke dalam dua fase, yaitu:
Fase kemunduran (1250‒1500 M), dan
Fase munculnya ketiga kerajaan besar (1500‒1800), yang dimulai dengan zaman kemajuan (1500‒1700 M) dan zaman kemunduran (1700‒1800).
3. Periode Modern (1800‒dan seterusnya)
Periode Modern merupakan periode kebangkitan umat Islam yang ditandaidengan munculnya para pembaharu Islam.
Masa Kejayaan Islam
Masa kejayaan Islam terjadi pada sekitar tahun 650‒1250. Periode ini disebut Periode Klasik. Pada kurun waktu itu, terdapat dua kerajaan besar, yaitu Kerajaan Umayyah atau sering disebut Daulah Umayyah dan Kerajaan Abbasiyah yang sering disebut Daulah Abbasiyah. Pada masa Bani Umayyah, perkembangan Islam ditandai dengan meluasnya wilayah kekuasaan Islam dan berdirinya bangunan-bangunan sebagai pusat
dakwah Islam. Kemajuan Islam pada masa ini meliputi: bidang politik, keagamaan, ekonomi, ilmu bangunan (arsitektur), sosial, dan bidang militer.
Sementara perkembangan Islam pada masa Bani Abbasiyah ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan. Kemajuan Islam pada masa ini meliputi bidang ilmu pengetahuan, ekonomi, ilmu bangunan (arsitektur), sosial, dan bidang militer. Tentu saja kemajuan umat Islam baik pada masa Bani Umayyah maupun Bani Abbasiyah terjadi tidak secara tiba-tiba. Akan tetapi, ada penyebabnya, yaitu disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal antara lain:
Konsistensi dan istiqamah umat Islam kepada ajaran Islam,
Ajaran Islam yang mendorong umatnya untuk maju,
Islam sebagai rahmat seluruh alam,
Islam sebagai agama dakwah sekaligus keseimbangan dalam menggapaikehidupan duniawi dan ukhrawi.
Faktor eksternal antara lain seperti berikut.
Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu mengalami perkembangan dalam ilmu pengetahuan. Pengaruh Persia pada saat itu sangat penting di bidang pemerintahan. Selain itu, mereka banyak berjasa dalam perkembangan ilmu filsafat dan sastra. Adapun pengaruh Yunani masuk melalui berbagai macam terjemah dalam banyak bidang ilmu, terutama filsafat.
Gerakan Terjemah. Pada masa Periode Klasik, usaha penerjemahan kitab-kitab asing dilakukan dengan giat sekali. Pengaruh gerakan terjemahan terlihat dalam perkembangan ilmu pengetahuan umum terutama di bidang astronomi, kedokteran, filsafat, kimia, dan sejarah.
Selain faktor tersebut di atas, kejayaan Islam ini disebabkan pula oleh adanya gerakan ilmiah atau etos keilmuan dari para ulama yang ada pada Periode Klasi tersebut, antara lain seperti berikut.
Melaksanakan ajaran al-Qur’ān secara maksimal, di mana banyak ayat dalam al-Qur’ān yang menyuruh agar kita menggunakan akal untuk berpikir.
Melaksnakan isi hadis, di mana banyak hadis yang menyuruh kita untuk terus-menerus menuntut ilmu, meskipun harus ke negeri Cina. Bukan hanya ilmu agama yang dicari, tetapi ilmu-ilmu lain yang berhubungan dengan kehidupan manusia di dunia ini.
Mengembangkan ilmu agama dengan berijtihad, ilmu pengetahuan umum dengan mempelajarai ilmu filsafat Yunani. Maka, pada saat itu banyak bermunculan ulama fiqh, tauhid (kalam), tafsir, hadis, ulama bidang sains (ilmu kedokteran, matematika, optik, kimia, fisika, geografi), dan lain-lain.
Ulama yang berdiri sendiri serta menolak untuk menjadi pegawai pemerintahan.
Dari gerakan-gerakan tersebut di atas, muncullah tokoh-tokoh Islam yang memiliki semangat berijtihad dan mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan, antara lain:
1. Ilmu Filsafat
Al-Kindi (809‒873 M),
Al Farabi (wafat tahun 916 M),
Ibnu Bajah (wafat tahun 523 H),
Ibnu Thufail (wafat tahun 581 H),
Ibnu Shina (980‒1037 M),
Al-Ghazali (1085‒1101 M),
Ibnu Rusd (1126‒1198 M).
Apakah ilmu filsafat itu?
Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi dari ilmu, yang termasuk di dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial.
2. Bidang Kedokteran
Jabir bin Hayyan (wafat 778 M),
Hurain bin Ishaq (810‒878 M),
Thabib bin Qurra (836‒901 M),
Ar-Razi atau Razes (809‒873 M).
3. Bidang Matematika
Umar Al-Farukhan,
Al-Khawarizmi.
4. Bidang Astronomi
Al-Farazi: pencipta Astro lobe
Al-Gattani/Al-Betagnius
Abul Wafa: menemukan jalan ketiga dari bulan
Al-Farghoni atau Al-Fragenius
5. Bidang Seni Ukir
Badr dan Tariff (961‒976 M)
6. Ilmu Tafsir
Ibnu Jarir ath Tabary,
Ibnu Athiyah al-Andalusy (wafat 147 H),
As Suda, Muqatil bin Sulaiman (wafat 150 H),
Muhammad bin Ishak dan lain-lain.
7. Ilmu Hadis
Imam Bukhori (194‒256 H),
Imam Muslim (wafat 231 H),
Ibnu Majah (wafat 273 H),
Abu Daud (wafat 275 H),
At-Tarmidzi, dan lain-lain.
Sumber: Pendidikan Agama Islam, Wikipedia
Wahyu
1. Nabi atau Rasul menerima wahyu melalui ilham atau isyarat. Contohnya adalah ketika Nabi Ibrahim as. Menerima perintah untuk menyembelih putranya (Nabi Ismail as)
2. Nabi atau Rasul menerima wahyu dengan mendengar langsung firman Allah SWT. Contohnya adalah ketika Nabi Musa as. diangkat menjadi Rasul.
3. Nabi atau Rasul menertima wahyu dengan cara perantara malaikat Jibril dalam bentuk kata-kata. Contohnya adalah ketika Nabi Muhammad SAW. menerima wahyu pertama.Wahyu mempunyai beberapa fungsi yaitu:
1. Wahyu membantu akal manusia dalam mengetahui alam gaib.
2. Wahyu membantu manusia dalam mengaplikasikan sifat dasarnya sebagai makhuk social.
3. Wahyu membantu mengetahui sifat-sifat Allah SWT.
Al-Quran
Tujuan dIturunkannya Al Quran secara berangsur-angsur adalah:
1. Agar mudah dimengerti dan dilaksanakan oleh umat Islam
2. Lebih mengesankan dan lebih berpengaruh dihati
3. Agar lebih mudah dihafalkan
4. Memberikan jawaban atas pertanyaan atau panolakan terhadap suatu pendapat atau perbuatan.
Beberapa nama lain dari AL Quran adalah Al-Kitab (ketetapan atau tulisan) lihat Qs. Al Baqarah : 2, Al Furqan (pembeda atau membedakan antara yang hak dan yang batil) lihat Qs Furqan: 1, dan Az Zikr (peringatan bagi umat manusia) lihat Al Hijr ayat 9Kedudukan Al Quran terhadap kitab-kitab Allah yang lain adalah:
Al Quran menghapus (nasakh) kitab-kitab Allah sebelumnya baik dari segi redaksi maupun hokum-hukum yang terkandung dadalamnya.
Hukum-hukum yang terdapat dalm kitab-kitab sebelumnya khusus untuk umat saat itu saja. Al Quran adalah sumber memutuskan perkara diantara manusia yang beraneka ragam agama (lihat an Nisa 105).
Hukum dalam Al Quran berlaku untuk siapa saja dan kapan saja,sedangkan kitab sebelumnya hanya untuk masa itu saja.
Al Quran selalu dijaga kebenaranya oleh Allah SWT (Qs. Hijr, 9).
“ Sesungguhnya Kamilah Yang menurunkan Al-Quran dan pasti Kami yang memeliharanya (menjaganya) “
Isi Al-Quran lebih lengkap daripada kitab-kitab sebelumnya. Al-Quran sebagai batu ujian terhadap kitab-kitab sebelumnya.
Isi kandungan Al-Quran:
1. Akidah ( Keyakinan)
2. Syariah ( hukum ) baik yang berkatan dengan ibadah atau muammalah
3. Akhlak (etika)
4. Kisah-kisah umat terdahulu
5. Berita-berita tentang masa yang kan dating (akherat)
6. Prinsip dan dasar hukum-hukum yang berlaku bagi alam semesta termasuk manusia.
Surat AlQuran | Daftar Lengkap dalam Bahasa Arab, Latin dan Terjemahan Indonesia
Sikap yang mencerminkan keimanan kepada kitab-kitab Allah:
1. Meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT menurunkan kitab-kitab kepada para Rasul-Nya . Tidak Hanya Al-Quran , tetapi kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya yaitu Taurat, Injil dan Zabur.
2. Meyakini bahwa semua Rasul-Rasul yang diutus ke bumi adalah mengajarkan ajaran pokok yang sama yaitu tauhid atau mengeskan Allah SWT
3. Meyakini bahwa Al-Quran adalah kitab suci yang paling terakhir dan paling sempurna dari kitab-kitab sebelumnya dan berlaku sampai hari kiamat.
4. Membaca kitab suci Al-Quran setiap waktu dan menjadikan sebagai tuntunan dan pedoman hidup.
5. Memahami makna yang terkandung di dalam Al-Quran agar mampu mengambil pelajaran.
6. Mengamalkan apa yang disampaikan Al-Quran baik melaksakan perintahNya dan menjauhi Larangan-Nya
Hikmah beriman kepada kitab-kitab Allah:
1. Mendapatkan kesempurnaan imandan terbebas dari kesesatan.
2. Menambah keyakinan kepada Allah SWT telah mengutus para Rasulnya untuk menyampaikan risalahnya.
3. Menjadikan kehidupan manusia di dunia tertata, karena adanya hukum yang bersumber pada kitab suci.
4. Menambah keyakinan adanya kesamaan visi dan misi para Rasul untuk menyampaikan ajaran tauhid atau mengesakan Allah SWT
5. Menambah keyakinan bahwa Islam adalah agama penyempurna dari risalah para Rasul sebelumnya.
6. Menambah motivasi dalam beribadah dan menjalankan kewajiban2 agama.
7. Menambah sikap otimis untuk meraih kesuksesan dunia dan akhirat.
1. Surah al-Mukmin ayat 78
2. Surah An-Nahl : 36
3. Surah al-Baqarah ayat 285
4. Surah al-Furqan ayat 20
5. Surah al-Maidah ayat 41
6. Surah an-Nahl ayat 43
Nabi dan Rasul
Nabi adalah orang yang mendapat wahyu dari Allah untuk dirinya sendiri tanpa berkewajiban menyampaikan kepada orang lain. Rasul adalah orang yang menerima wahyu yang selain untuk dirinya juga berkewajiban meyampaikan kepada orang lain.
Jumlah Nabi dan Rasul itu banyak sekali, menurut hadist riwayat Ahmad jumlah nabi ada 124.000 orang, sedangkan jumlah Rasul 315 orang, akan tetapi yang tercantum dalam Al Qur’an yang wajib diimani sebanyak 25 orang.
Dan Sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; Maka apabila telah datang perintah Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.( QS. Al-Mukmin : 78 ).
Cara beriman kepada para Rasul
- Meyakini dengan sepenuh hati bahwa misi para Rasul adalah benar-benar dari Allah SWT.
- Tidak boleh membeda-bedakan antara Rasul satu dengan Rasul yang lain.
- Meyakini kebenaran semua yang disampaikan kepada para Rasul.
Para Rasul telah dikodratkan oleh Allah SWT dengan 4 sifat, yakni:
- Sidiq artinya benar (jujur).
- Amanah artinya dapat dipercaya.
- Tablig artinya menyampaikan.
- Fatonah artinya cerdas.
Dengan sifat-sifat tersebut, apa yang disampaikan dan dilakukan oleh para Rasul pasti benar. Dan para Rasul terjauhkan dari sifat-sifat mustahil, yakni:
- Kizib artinya dusta.
- Kianat artinya tidak dapat dipercaya.
- Kitman artinya menyembunyikan.
- Baladah atau jahlun artinya bodoh.
Membenarkan apa yang dibawa oleh para Rasul dan menjadikan apa yang dibawa oleh Rasul sebagai pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari.
Mempercayai dengan sepenuh hati bahwa para Rasul diutus oleh Allah SWT untuk menjadi teladan hidup bagi manusia.
Meyakini bahwa nabi muhammad SAW adalah Nabi dan Rasul yang terakhir
Jumlah Rasul yang diabadikan Allah dalam AlQur’an ada 25 orang. 18 nama diantara mereka disebutkan dalam Surah Al-An’am ayat 83-86 dan selebihnya disebutkan dalam surat-surat yang lain. 25 Rasul tersebut adalah sebagai berikut:
1.Adam as 11.Yusuf as 21.Sulaiman as
2.Idris as 12.Ayub as 22.Zakariya as
3.Nuh as 13.Zulkifli as 23.Yahya as
4.Hud as 14.Syu’aib as 24.Isa as
5.Saleh as 15.Yunus as 25.Muhammad saw
6.Ibrahim as 16.Musa as
7.Luth as 17.Harun as
8.Ismail as 18.Ilyas as
9.Ishak as 19.Ilyasa as
10.Ya’kub as 20. Daud as
Rasul Ulul Azmi
Rasul ulul azmi adalah Rasul-Rasul yang memiliki keteguhan hati dan kesabaran luar biasa dalam menghadapi halangan dan rintangan ketika melaksanakan perintah Allah SWT, yaitu menyampaikan wahyu Allah SWT kepada ummatnya. Hal ini berdasarjan firman Allah SWT dalam surat Al Ahqaaf ayat 35.
Artinya : “Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari Rasul-Rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (inilah) suatu pelajaran yang cukup, Maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik.”
Tugas Rasul:
1. Mengajak umatnya untuk menyembah hanya kepada Allah ( ajaran Tauhid )
2. Menyampaikan amanat dari Allah.
3. Memberi peringatan kepada umat manusia.
4. Memberikan kabar gembira dan peringatan.
5. Membawa petunjuk dan agama yang benar.
6. Menjadi teladan hidup bagi umat manusia
Rasul-Rasul yang termasuk ulul azmi ada 5 orang Rasul, mereka adalah:
1. Muhammad SAW
2. Nuh AS
3. Ibrahim AS
4. Musa AS
5. Isa A.S
Rasul dan Mukjizat
Mukjizat mempunyai arti dan peranan yang sangat penting bagi Rasul dalam melaksanakan tugas ke-Rasulannya. Mukjizat memiliki 2 fungsi pokok yaitu :
- Sebagai bukti bahwa orang yang memilikinya adalah benar-benar utusan Allah SWT.
- Sebagai senjata untuk menghadapi musuh-musuh yang menentangnya.
Mukjizat adalah peristiwa ajaib yang sukar dijangkau oleh akal kemampuan manusia. Mukjizat dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu :
- Mukjizat kauniyah adalah mukjizat yang berkaitan dengan peristiwa alam, seperti dibelahnya bulan menjadi dua oleh Nabi Muhammad SAW dan dibelahnya Laut Merah oleh Nabi Musa as dengan tongkat.
- Mukjizat syakhsiyyah adalah mukjizat yang keluar dari tubuh seorang nabi dan Rasul, seperti air yang keluar dari celah-celah jari Rasulullah SAW, cahaya bulan yang memancar dari tangan Nabi Musa as serta penyembuhan penyakit buta dan kusta oleh Nabi Isa as.
- Mukjizat salbiyyah adalah mukjizat yang membuat sesuatu tidak berdaya seperti ketika Nabi Ibrahim as dibakar oleh Raja Namrud, akan tetapi api tidak mampu membakarnya.
- Mukjizat aqliyyah adalah mukjizat yang rasional atau masuk akal. Contoh satu-satunya adalah Al Qur’an.
Contoh Perilaku beriman kepara Rasul :
- Mempercayai dengan sepenuh hati bahwa para Rasul adalah manusia biasa yang dipilih oleh Allah SWT untuk menyampaikan wahyu/ firman-Nya kepada umat manusia untuk dijadikan sebagai pedoman hidup.
- Mempercayai dengan sepenuh hati bahwa para Rasul diutus oleh Allah SWT untuk menjadi teladan hidup bagi manusia.
- Membenarkan apa yang dibawa oleh para Rasul dan menjadikan apa yang dibawa oleh Rasul sebagai pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari.
- Meyakini bahwa nabi muhammad SAW adalah Nabi dan Rasul yang terakhir.