Penjelasan Rebo Wekasan

Rabu Wekasan, Rebo Wekasan atau Rebo Pungkasan adalah nama hari Rabu terakhir di bulan Safar pada Kalender lunar versi Jawa.
Awalnya Rebo pungkasan merupakan upacara tradisional yang pada mulanya dilakukan di tempuran (tempat bertemunya dua sungai) Gajah Wong dan Opak, yang berhubungan dengan mitos Sultan Agung saat mengadakan pertemuan dengan penguasa pantai selatan yaitu Kanjeng Ratu Kidul.

Karena kemudian dirasakan menimbulkan efek negatif, kemudian acara ini digeser menjadi bentuk acara mengarak gunungan lemper diiringi arak-arakan.

Baca juga: Setan, Hantu, Roh Jahat di Indonesia | Pengertian dan Mitologi

Rebo berarti Rabu dalam bahasa Indonesia dan Wekasan artinya pungkasan atau akhir. Secara harfiah, Rebu Wekasan adalah hari Rabu terakhir.

Lebih tepatnya lagi, merupakan hari Rabu terakhir dari bulan Safar (bulan kedua dari 12 bulan penanggalan tahun Hijriah).

Ada tradisi dan ritual yang biasa dilakukan pada Rebo Wekasan. Mengingat konon katanya Rebo Wekasan ini merupakan “hari keramat”.

Baca juga ? Kalender Jawa – Penanggalan Jawa – Sistem, Metode Perhitungan


Rebo Wekasan (Rebo Pungkasan) - Hari Tolak Bala, Upacara
Sebuah acara Sedekah Ketupat di perbatasan desa di Dayeuhluhur yang diselengarakan pada hari Rebo Wekasan (Rebo Pungkasan) – Hari Tolak Bala. Sumber foto: Wikimedia Commons

Contoh Upacara adat Rebo Wekasan

Contoh-contoh upacara adat pada hari ini di Tanah Jawa,

  • Sedekah Ketupat, Sidekah Kupat di daerah Dayeuhluhur, Cilacap.
    Upacara Rebo Pungkasan, Wonokromo, Pleret, Bantul, Yogyakarta.
  • Ngirab, di daerah Cirebonan. Upacara ini ditandai dengan berziarah ke petilasan atau makam Sunan Kalijaga, yang dilakukan di hari Rabu minggu terakhir bulan Shafar. Pengambilan waktu tadi sebab dianggap sebagai hari terbaik guna melenyapkan bala dan kesialan kehidupan. Lomba mendayung biasanya dilakukan setelah upacara berakhir.
  • Safaran di beberapa daerah.
  • Dan banyak orang muslim tertentu yang melakukan sembahyang tertentu.
  • Makanan yang dibuat untuk upacara biasanya di antaranya Ketupat, Apem, dan Nasi tumpeng.
  • Beberapa aktivitas dilakukan selama hari ini, antara lain tahlilan (zikir bersama), berbagi makanan baik dalam bentuk gunungan maupun selamatan, sampai sholat sunnah lidaf’il balaa bersama. Namun di beberapa kalangan NU, salat sunnah lidaf’il balaa ini mulai mengalami perubahan dengan disarankan tidak lagi diniatkan untuk memperingati Rebo wekasan, namun sebagai salat sunah sebagaimana salat lainnya saja
  • Di Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, Rebo pungkasan dianggap sebagai perayaan berlimpahnya ikan. Perayaan ini juga dianggap sebagai upaya menolak bala bagi para nelayan selama melaut.
  • Di kota Gresik misalnya, tradisinya diperingati dengan saling bersedekah bubur harisa dengan orang sekampung.
  • Di Tasikmalaya lain lagi, yaitu dengan shalat berjamaah di akhir hari Rabu di masjid atau musala, kemudian lanjut melakukan doa bersama.

Baca juga ? Weton Jawa – Temukan Tanggal Pernikahan Sempurna dengan Weton Jawa! – Untuk: Memilih, Mengetahui Jodoh dan Watak


Hari tolak bala

Pada hari ini biasanya dimulainya rangkaian Upacara Adat Safaran yang nanti akan berakhir di Jumat Kliwon bulan Maulid (Mulud). Seperti upacara Sedekah Ketupat dan Babarit di daerah Sunda kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap.

Baca juga: Susuk “Dipercaya dapat meningkatkan kecantikan, kemudaan, kesehatan dan kekayaan” | Jenis Susuk Ampuh Untuk Pengasihan dan Pelarisan | Pantangan, Ciri-Ciri, Jenis, Letak Pemakai Susuk

Keistimewaan hari ini adalah karena inilah satu satunya hari yang tidak tergantung pada hari pasaran dan neptu untuk melakukan suatu upacara adat. Catatan dalam adat Kejawen hari pasaran dan neptu adalah sangat penting demi keselamatan dan berkah dari acara. kecuali pada hari ini. Konon ini adalah hari datangnya 320.000 sumber penyakit dan marabahaya 20.000 bencana. Maka rata-rata upacara yang dilaksanakan pada hari ini adalah bersifat tolak bala.


Bacaan Lainnya

Unduh / Download Aplikasi HP Pinter Pandai

Respons “Ooo begitu ya…” akan lebih sering terdengar jika Anda mengunduh aplikasi kita!

Siapa bilang mau pintar harus bayar? Aplikasi Ilmu pengetahuan dan informasi yang membuat Anda menjadi lebih smart!

Sumber bacaan: Bangka Belitung, Budinddharmawan

Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”
Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya | Business & Marketing

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *